Kamis, 22 Maret 2012

M.Shadow


Matthew Charles Sanders (lahir di Huntington Beach, California, Amerika Serikat, 31 Juli 1981; umur 29 tahun; lebih dikenal dengan nama M. Shadows) adalah penyanyi dari grup musik Avenged Sevenfold.
Pada masa kecilnya, Matt seringkali dikeluarkan dari sekolahnya karena dia berkali-kali melakukan kekerasan. Sebelum bernyanyi, Matt bermain bass. dan 3 kali operasi karena pita suara nya putus Matt di fonis dokter tidak bisa bernyanyi namun kenyataan nya di dapat bernyanyi hingga sekarang.
Awal karier Matt, ketika ia bergabung dengan band 'Succesful Failure' ia memainkan instrumen keyboard dan vokalis. Di tahun yang sama , Matt bergabung dengan Avenged Sevenfold bersamaan dengan Zacky Vengeance.
                  Matt. Shadows                 
                   latar belakang                    
Dilahirkan dengan nama Matthew Charles Sanders
Genre Metalcore, Hard rock, Heavy Metal, Hardcore Punk
Pekerjaan Musician, Songwriter, Vocalist, Guitarist, Pianist
Instrumen Vocals, Piano, Keyboards, Guitar, Bass
Tahun aktif 1999–Present
Label Warner Bros., Good Life Recordings, Hopeless Records
Dipengaruhi oleh Avenged Sevenfold, Death by Stereo, Good Charlotte, Bleeding Through, The Confession

Synyster Gates




Nama aslinya, Brian Elwin Haner,Jr. Beberapa ponakan yang mengikuti jejak saya, jadi kolektor dan maen musik rock lebih mengenalnya dengan nama :Synyster Gates. Kalo mereka lagi ngobrolin Avenged Sevenfold (A7X), mereka biasa menyebut sang gitaris dengan panggilan singkat Syn. Darimana aku bisa tahu tentang Syn ? tanya mereka.Dari games Burn-Out keluaran EA Sport yang biasa aku maenin sama saudara saya tiap Sabtu-Minggu. Wuih, pertarungan di track urban antar mobil-mobil modifikasi itu jadi tambah seru, kalo diiringi nomer "Burn It Down" from City Of Evil album-nya A7X. Gahar-lah sound yang dipilih Syn di nomer yang bikin adrenalin saya dan saudara saya makin tinggi untuk menghajar dan membalap para pesaing lain di games Burn-Out tersebut.

Syn, pada mulanya adalah seorang otodidak yang tergila-gila sama improvisasi gitaris Jazz. Sehingga, untuk meng-upgrade kemampuannya bermusik, dia ikut Guitar Institute of Technology (GIT) Programme di Hollywood, ngambil jurusan khusus Jazz Guitar.Eksistensi sang ayah- Brian Elwin Haner senior,yang kerap dipanggil Papa Gates oleh fans A7X- yang gitaris Frank Zappa Band juga ikut mendorong Syn untuk total bermain musik.Selama setengah tahun Syn serius menekuni studinya, sampai kemudian ia dihubungi pihak A7X untuk masuk kedalam line-up grup tersebut yang berbasis di tempat kelahirannya, Huntington Beach, California. Ketimbang melanjutkan studinya di GIT, Syn lebih memilih untuk gabung dengan A7X dan aktif mempraktekkan kebolehannya sebagai musisi studio.

Usia Syn saat bergabung dengan A7X adalah 18 tahun (1999). Dia langsung terlibat penuh sebagai Lead Guitarist untuk album pertama A7X, Sounding The Seventh Trumpet. Dalam EP-nya A7X,Warmness On The Soul, Syn juga unjuk kebolehannya diatas tuts piano, lewat nomer-nomer seperti : The Beast and The Harlot" dan "Sidewinder."Di EP ini, selain Syn, bassist pertama A7X yang cabut dari band karena overdosis, Justin Meacham, juga memainkan beberapa part untuk keyboard, piano dan synthesizer.

Sebagaimana lazimnya musisi apalagi seorang gitaris, Syn punya beberapa orang person yang bisa dibilang major influence buat dirinya. Karakternya yang inovatif dipengaruhi oleh kekagumannya ama Django Reinhardt,musisi dan gitaris jazz kenamaan Eropa. Untuk urusan harmonisasi Syn terpengaruh berat ama gitaris klasik, Adam Aparicio. Secara performansi, meliputi fashion, model gitar dan aksi panggung, Syn punya influence Slash (eks-GNR,Velvet Revolver),almarhum Dimebag Darrell (Panthera,DamagePlan),dan John Petrucci (Dream Theater). Sama seperti Petrucci, Syn sempet juga ditahbiskan sebagai Young Shredder ama Metal Hammer Magazine pada tahun 2006. Waktu Guitar World mewawancarai Syn di edisi juni 2008 lalu, pas dia ditanya pengen sehebat siapa sebagai seorang gitaris rock, Syn menjawab : "Pastinya gue pengen sehebat Slash ! Sehebat gitaris-gitarisnya Ozzy Osbourne, kayak Alexi Laiho Children Of Bodom, kayak Jimi Hendrix juga, kayak Dimebag Darrell, Jimi Page... hahaha banyak banget kalo diabsen satu-satu, Man !"

Kekaguman Syn akan Slash, setali tiga uang sama kekaguman Zachary James Baker a.k.a Zacky Vengeance, rekannya di A7X sama eks-gitaris Guns N Roses dan pentolan Velvet Revolver itu. Chemistry keduanya dalam hal ini, bikin aksi mereka yang sempet saya saksikan Oktober lalu, punya kemiripan ama aksi Slash dan Izzy Stradlin di GNR dulu, atau aksi Slash dan Dave Kushner di Velvet Revolver sekarang. Sayang, waktu konser di Jakarta,Syn gak pake topi laken-nya yang kerap dianggap fans sebagai representasi kekagumannya ama Slash. Ya, konon sih topi laken itu lebih sering dipake Syn, kalo ada sesi foto atau video-klip, daripada waktu A7X lagi melakukan pertunjukan live.

Meskipun mengagumi Slash setengah mati, hebatnya Syn, menurut saya, dia justru berhasil muncul dengan karakter khas yang memungkinkan ia secara performa bisa juga disejajarkan ama para Shredder 70-an,80-an dan 90-an. Disamping penampilan, karakter permainan Syn-pun merupakan sesuatu yang baru dan asyik disimak. Optimasi teknik dan style-nya mencapai titik puncak di album City Of Evil (2005), sementara kematangannya sebagai shredder kentara mengemuka di album A7X Live in the LBC & Diamonds In The Rough. Proses evolusi Syn menuju gelar Young Shredder bisa disimak dari materi-materi A7X seperti : Warmness On The Soul, Unholy Confessions, Burn It Down, Bat Country, Beast and The Harlot, Seize The Day, Critical Acclaim, Almost Easy, Dear God dan Scream. Untuk evolusi performansi Syn menuju guitar legend, bisa disimak lewat beberapa video live A7X. Referensi saya, tonton abis aja DVD mereka All-Excess. Selain bakal menyaksikan aksi Syn yang gahar, kita juga bisa mengikuti perjalanan sebuah grup band yang kelak bakal jadi legenda rock ketika anak saya , saudara - saudara saya sudah menginjak bangku kuliah. Ya, moga-moga aja kelak masih banyak shredder yang lahir dan mewarnai dunia musik, meskipun era digital kerap membawa ekses negatif bagi kreatifitas musisi. Ekses yang bikin musisi malas berkarya dan cenderung jadi korban para penikmat musik yang lebih suka meng-hack, sharing file, ketimbang mengoleksi rekaman para musikus rock dengan penuh kebanggaan. Inilah yang kerap bikin musisi-musisi kesal dan trauma, sebagaimana kesalnya Synyster Gates sama situs donlot musik, Napster."I have a personal problem with napster himself because the mutherfucker is gonna die. No, I'm just kiddin'. But he's a dork and I'm gonna kill him. Nah, I'm just kiddin'. But I would really kick the shit outta him because of the way he looks. Nah I'm just kiddin'. I really dont fuckin' like napster. "kutuk Syn sama situs yang ditengarai melakukan dan memelopri pelanggaran hak cipta yang berat di dunia maya tersebut.(eap)

Zacky Vengeance


 
Zachary James Baker (lahir 11 Desember 1981, umur 27 tahun, lebih dikenal dengan nama Zacky Vengeance) adalah gitaris dan backing vocal dari grup musik Avenged Sevenfold.
Zacky adalah anak sulung, mempunyai saudara perempuan yang bernama Zina, dan saudara laki-laki bernama Matt. Orangtuanya bernama James dan Maria. Zacky mempunyai pacar bernama Gena Paulhus. Zacky memelihara anjing yang diberi nama Ichabod Crane Vengeance.
Pada DVD Avenged Sevenfold yang berjudul All Excess, Zacky mengatakan bahwa sebelum dia memasuki Avenged Sevenfold, dia sempat menjadi anggota dari grup musik beraliran punk rock bernama MPA atau Mad Porno Action yang gagal mencapai sukses. Maka itu Zacky dan M. Shadows membentuk Avenged Sevenfold.
Zacky mempelajari cara bermain gitar ketika dia berumur tiga belas tahun. Dia belajar secara otodidak. Gitar yang pertama kali ia gunakan adalah gitar ayahnya.
Zacky Vengeance
Latar belakang
Nama lahir Zachary James Baker
Nama lain Zacky Vengeance
Lahir 11 Desember 1981(umur 27) Huntington Beach, California
Genre Metalcore, Hard Rock, Heavy Metal
Pekerjaan Musician, Songwriter, Guitarist, Vocalist
Instrumen Guitar, Piano
Tahun aktif 1999-Present
Perusahaan rekaman Warner Bros. Records, Hopeless Records, Good Life Recordings
Terkait dengan Avenged Sevenfold, The Dear & Departed, Mad Porno Action

The Reverend


 
James Owen Sullivan, (lahir 9 Februari 1981 – meninggal 28 Desember 2009 pada umur 28 tahun; lebih dikenal dengan nama The Rev atau The Reverend Tholomew Plague) adalah seorang drummer sekaligus penyanyi latar untuk grup musik Avenged Sevenfold. The Rev juga menjadi lead vocal pada grup musik Pinkly Smooth.
Ia memperoleh sepasang stik drum pada usia lima tahun, dan menerima drum sendiri pada usia sepuluh. Hanya dalam waktu satu tahun, dia sudah bermain "The Black Page" dengan mahasiswa dalam ansambel perkusi yang dilakukan oleh gurunya.
Di SMA, bergabung Avenged Sevenfold sebagai salah satu anggota pendiri band ini. Sullivan adalah drummer band ska band Suburban Legends. Pada usia delapan belas tahun dia merekam album pertama dengan Avenged Sevenfold berjudul "Sounding the Seventh Trumpet". Kemudian dalam hidupnya ia dipengaruhi oleh drumer Vinnie Paul, Mike Portnoy, dan Terry Bozzio. Dia bahkan memiliki pengaruh "visual", Tommy Lee, di mana ia berkomentar bahwa "Saya tidak menyangka akan memiliki salah satu dari mereka." Kemampuan Sullivan yang disebutnya "'The Double-ride' adalah suatu teknik yang dapat didengar pada lagu" Almost Easy "di mana dia bermain ganda sampai pada tempo cepat antara double bass dan cymbal naik. Perusahaan drum "Drum Workshop" mengesahkan The Rev dan berkata dia bisa punya drum yang ia inginkan, sehingga ia memilih double bass drum, yang ia lebih pilih daripada double bass pedal. The Rev tidak hanya bermain drum, dia adalah vokalis, pencipta lagu, dan pianist untuk Avenged Sevenfold juga. Keterampilannya sebagai seorang pianis dapat didengar pada lagu "Warmness In Soul" di mana bagian pianonya adalah fokus utama dari lagu yang mencakup solo ditulis oleh The Rev. Vokalnya ditampilkan dalam "Avenged Sevenfold A Little Piece of Heaven "," Brompton Cocktail "," Gunslinger "," Lost ", dan" afterlife". Pengetahuannya tentang gitar dan piano untuk menulis lagu-lagu" "Almost Easy," A Little Piece of Heaven ", "afterlife" , "Brompton Cocktail" dan "Critical Acclaim yang muncul di album Avenged Sevenfold selfl-titled. Dia juga memberikan kontribusi untuk pembuatan "Critical Acclaim" dan "Lost". Band ini menjadi sangat populer dan memenangkan MTV Music Award untuk Best New Artist pada tahun 2006. Dan pada tahun 2009, dalam jajak pendapat dari beberapa drumer terbesar di dunia yang dilakukan oleh Majalah Rhythm, The Rev mendapat tempat sebagai drumer ke 41 terbesar sepanjang masa, dan ia termasuk pemain Drum terhebat di dunia yg berada di urutan ke-9.
                           The Rev                      
                       Latar belakang                  
Dilahirkan dengan nama James Owen Sullivan
Dikenal juga sebagai The Reverend Tholomew Plague, Rat Head, The Rev, Mr. Plague, Jimmy
Genre Metalcore, Hard Rock, Heavy Metal,Third Wave Ska, Avant-Garde Metal, Hardcore Punk
Pekerjaan Musician, Songwriter, Drummer, Percussionist
Instrumen Drums,Guitar, Bass, Piano, Vocals
Tahun aktif 1999–2009
Label Warner Bros. Records, Good Life Recordings, Hopeless Records, Bucktan Records
Dipengaruhi oleh Avenged Sevenfold
Pinkly Smooth
Suburban Legends, Ballistico

Jhonny Christ



 
Jonathan Lewis Seward (lahir di Huntington Beach, California, Amerika Serikat, 8 November 1984; umur 26 tahun), lebih dikenal dengan nama Johnny Christ, adalah bassis dari Avenged Sevenfold. Johnny Christ adalah bassis keempat yang bergabung dengan Avenged Sevenfold ditahun 2002 menggantikan personil sebelumnya yaitu Dameon Ash dan Justin Sane. Dia dibesarkan di Huntington Beach, California. Johnny adalah adik dari teman sekolah Synyster Gates.
                      Johnny Christ                      
                      Latar belakang                       
Dilahirkan dengan nama Jonathan Lewis Seward
Dikenal juga sebagai Johnny Christ
Genre Hard rock, heavy metal, metalcore
Pekerjaan Musician, Bassist, Vocalist
Instrumen Bass, vocals
Tahun aktif 2002 - Present
Label Warner Bros. Records, Hopeless Records
Dipengaruhi oleh Avenged Sevenfold, The Dear & Departed

Pendiri Avenged Sevenfold

Tidak asing lagi di telinga pencinta musik tanah air. Adalah Avenged Sevenfold, grup musik heavy metal yang dibentuk di Huntington Beach, California pada 1999. Personelnya terdiri atas M. Shadows (vokal), Synyster Gates (lead guitar), Zacky Vengeance (guitar), Johnny Christ (bass), dan The Reverend (drum). Serta dua mantan personelnya Dameon Ash dan Justin Sane yang telah hengkan dari grup ini.

Album pertama Avenged Sevenfold berjudul Sounding the Seventh Trumpet (2002), disusul album kedua Waking the Fallen (2003). Dalam album kedua grup ini tampil bersama Xl Rose, Kylie Minogue dan Chris Cornell. Disusul kemudian album City of Evil (2005) dan Avenged Sevenfold (2007).

Grup yang pernah mangung di Jakarta pada 7 Agustus 2007 itu, belakangan memilih jalur musik pop. Hal ini, konon setelah menuai kritik akibat banyak karyanya 'mengadopsi' effec suara yang telah hit sebelumnya. Mereka mengaku heavy metal tidak cocok bagi dirinya, dan lebih menyukai musik pop.

INFO SEPUTAR AVENGED SEVENFOLD

Vokalis Avenged Sevenfold Kehilangan Suaranya | Shadow


Los Angeles – Terlalu bersemangat menghibur penonton, M Shadow, vokalis Avenged Sevenfold (A7X) kehilangan suaranya. Shadow pun harus menjalani perawatan dan beristirahat.

Lewat video yang direkam A7X ketika menutup turnya di Inggris, Shadow bicara banyak hal. Dilansir NME, Jumat (7/1/2011) Shadow mengaku mengalami infeksi tenggorokan. Ia juga sempat muntah menjelang konser di Brighton, 5 Januari 2011 lalu.

“Saya benar-benar khawatir dengan suara saya. Saya perlu memastikan untuk konser tapi tidak menyakiti diri saya sendiri dan saya harus membatalkan agenda lainnya,” ujar Shadow.

Dalam salah satu konsernya pria yang menindik bibirnya itu mengaku terlena dengan kerumunan penonton. Mereka sangat bersemangat sehingga membuat Shadow lupa diri. Ia kini berusaha untuk tidak terlalu mengikuti semangat penonton demi kesehatannya.

Sebelum naik pentas, band yang masih berduka karena kepergian sang drummer The Rev itu punya kebiasaan tersendiri. Mereka percaya itu memberi keberuntungan di tiap pentas band asal California tersebut.

“Kami semua meludah di tempat yang sama, saya selalu memberikan tinju kepada kru dan kita keluar dan mulai beraksi,